Jumat, 17 November 2017

Hukum Fitnah

Hukum Fitnah



     Fitnah merupakan suatu kebohongan besar yang sangat merugikan dan termasuk dalam dosa yang tak terampuni oleh Allah SWT. Oleh karenya, Islam melarang umatnya memfitnah sebab fitnah adalah haram.


Gambar terkait

Allah SWT berfirman yang artinya;

“Wahai orang yang beriman jauhilah kebanyakan dari prasangka, (sehingga kamu tidak menyangka sangkaan yang dilarang) karena sesungguhnya sebagian dari prasangka itu adalah dosa dan janganlah sebagian kamu menggunjing setengahnya yang lain. Apakah seseorang dari kamu suka memakan daging saudaranya yang telah mati? ( Jika demikian kondisi mengumpat) maka sudah tentu kamu jijik kepadanya. (Jadi patuhilah larangan-larangan tersebut) dan bertaqwalah kepada Allah, sesungguhnya Allah Penerima Taubat lagi Maha Penyayang.” (Q. S. Al-Hujarat : 12).

Seorang Sahabat pernah bertanya kepada Rasulullah;

“Wahai Rasulullah, apakah ghibah itu? Lalu Rasulullah menjawab; ‘Menyebut sesuatu yang tidak disukai saudaramu di belakangnya.’ Kemudian Sahabat kembali bertanta; ‘Bagaimana jika apa yang disebutkan itu benar?’ Rasulullah kemudian menjawab; ‘kalau sekiranya yang disebutkan itu benar, maka itulah ghibah. Tetapi jika hal itu tidak benar, maka engkau telah melakukan buhtan (kebohongan besar).” (H. R. Muslin, Abu Daud, dan At-Tirmidzi).

Allah SWT berfirman yang artinya;

“Maka nyatalah bahwa tidak ada yang lebih zhalim dari orang yang mereka-reka perkara-perkara yang dusta terhadap Allah, dan mendustakan sebaik-baik saja kebenaran itu disampaikan kepadanya. Bukankah (telah diketahui bahwa) dalam neraka jahanam tersedia tempat tinggal bagi orang2 kafir?” (Q. S. Az-Zumar : 32).

“Maukah Aku beritakan kepadamu, kepada siapakah syaitan-syaitan itu selalu turun? Mereka turun ke tiap-tiap pendusta yang berdosa, yang mendengar sungguh-sungguh (apa yang disampaikan oleh syaitan-syaitan itu) sedangkan kebanyakan beritanya adalah dusta.”  (Q. S. Asy-Syuras : 221-223).

“Fitnah itu besar (dahsyat) dari melakukan pembunuhan.” (Q. S. Al-Baqarah : 217).

Dalam hadist yang diriwayatkan oleh Hudzaifah RA, Rasulullah SAW bersabda yang artinya;  “Tidak akan masuk surga orang yang suka menebar fitnah.”

Hasil gambar untuk meme fitnah

Macam – macam Fitnah


Ada dua macam fitnah, yakni fitnah syubhat dan fitnah syahwat.

Fitnah Syubhat

Syubhat berarti samar-samar atau tidak jelas. Dalam fiitnah syubhat, seseorang menjadi rusak ilmu dan keyakinannya sehingga menjadikan perkaran ma’ruf menjadi samar dengan kemungkaran, sementara kemungkaran sendiri tidak ia hindari (dikerjakan). Fitnah syubhat merupakan fitnah paling berbahaya oleh karena kurangnya ilmu dan lemahnya bashirah, ketika diiringi dengan niat buruk dan hawa nafsu maka timbullah fitnah besar dan keji.

Rasulullah SAW  sangat mengkahwatirkan fitnah syubhat, sebagaimana hadist yang diriwayatkan oleh Abu Barzah Al-Aslamy, beliau bersabda yang artinya;

“Sesungguhnya di antara yang aku takutkan atas kamu adalah syahwat mengikuti nafsu pada perut kamu dan pada kemaluan kamu serta fitnah-fitnah yang menyesatkan.” (H. R. Ahmad).

YangTermasuk dalam fitnah syubhat adalah;

Kekafiran

Allah SWT berfirman yang artinya;

“Katakanlah: “Apakah akan Kami beritahukan kepadamu tentang orang-orang yang paling merugi perbuatannya?” Yaitu orang-orang yang telah sia-sia perbuatannya dalam kehidupan dunia ini, sedangkan mereka menyangka bahwa mereka berbuat sebaik-baiknya. mereka itu orang-orang yang telah kufur terhadap ayat-ayat Tuhan mereka dan (kufur terhadap) perjumpaan dengan Dia, Maka hapuslah amalan- amalan mereka, dan Kami tidak Mengadakan suatu penilaian bagi (amalan) mereka pada hari kiamat.  (Q. S. Al Kahfi 18: 103-105).

Kemunafikan

Allah SWT berfirman yang artinya;

“Dalam hati mereka ada penyakit, lalu ditambah Allah penyakitnya; dan bagi mereka siksa yang pedih, disebabkan mereka berdusta. dan bila dikatakan kepada mereka: ’Janganlah kamu membuat kerusakan di muka bumi.’ Mereka menjawab: “Sesungguhnya Kami orang-orang yang mengadakan perbaikan.”  (Q. S. Al Baqarah 2: 10-11).
Sponsors Link


Bid’ah penyebab perpecahan

Sebuah hadist dari Mu’awiyah bin Abi Sufyan RA,

“Ketahuilah, sesungguhnya Rasulullah SAW berdiri kepada kami, lalu bersabda: Ketahuilah, sesungguhnya Ahlul Kitab sebelum kamu telah berpecah-belah menjadi 72 agama. Dan sesungguhnya agama ini (Islam) akan berpecah-belah menjadi 73 agama. 72 di dalam neraka, dan sati di dalam sorga, yaitu Al-Jama’ah.”

“Dan sesungguhnya akan muncul beberapa kaum dari kalangan umatku yang hawa-nafsu menjalar pada mereka sebagaimana virus rabies menjalar pada tubuh penderitanya. Tidak tersisa satu urat dan persendian kecuali sudah dijalarinya.” (H. R. Abu Dawud, Ahmad, Al-Hakim).

Fitnah Syahwat

Fitnah syahwat merupakan segala perbuatan yang dapat melemahkan dan mengikis iman seseorang disebabkan oleh mengikuti hawa nafsu. Mereka yang terkena fitnah syahwat biasanya malas beribadah serta tidak segan melanggar perintah Allah dan mengerjakan apa yang dilarang. Hal ini disebabkan oleh hawa nafsu beserta andil dari iblis yang senantiasa mengiringi dan membuat iman semakin lemah.

Umumnya, fitnah syahwat adalah segala sesuatu yang berhubungan dengan dunia, kesenangan, dan yang membangkitkan hawa nafsu.Allah SWT berfirman yang artinya;

“Dijadikan indah bagi manusia kecintaan kepada syahwat (apa-apa yang diingini) berupa wanita, anak-anak, harta kekayaan yang berlimpah dari jenis emas, perak, kuda pilihan, binatang-binatang ternak dan sawah ladang. Itulah kesenangan hidup di dunia. Dan di sisi Allahlah tempat kembali yang baik (surga).” (Q. S. Al-Imran : 14).

Gambar terkait

Bahaya Fitnah


Allah SWT berfirman yang artinya;

“Hai orang-orang yang beriman, jika datang kepadamu orang fasik membawa suatu berita, maka periksalah dengan teliti, agar kamu tidak menimpakan suatu musibah kepada suatu kaum tanpa mengetahui keadaannya yang menyebabkan kamu menyesal atas perbuatanmu itu”. (Q. S. Al Hujurat : 6).

Apapun yang kita dengar dari orang lain, segala ucapan itu kita terima dengan telinga, bukan dengan lidah (ucapan). Berita-berita itu menyebar luas dari telinga ke telinga seolah keluar dari mulut ke mulut. Hati adalah yang menentukan apakah semua berita yang di dengar itu adalah benar atau salah. Allah SWT berfirman yang artinya;

“Kamu katakan dengan mulutmu apa yang tidak kamu ketahui sedikit juga, dan kamu menganggapnya suatu yang ringan saja.Padahal dia pada sisi Allah adalah besar” (Q. S. An Nur : 15).

Selanjutnya, firman Allah SWT mengenai pertanggung jawaban panca indera kita di akhirat;

“Sesungguhnya orang-orang yang menuduh wanita-wanita yang baik-baik, yang lengah lagi beriman (berbuat zina), mereka kena la’nat di dunia dan akhirat, dan bagi mereka adzab yang besar, pada hari (ketika) lidah, tangan dan kaki mereka menjadi saksi atas mereka terhadap apa yang dahulu mereka kerjakan. Pada hari itu, Allah akan memberi mereka balasan yang setimpal menurut semestinya, dan tahulah mereka, bahwa Allah-lah Yang Benar, lagi Yang menjelaskan (segala sesuatu menurut hakikat yang sebenarnya).” (Q. S. An Nur : 23-25).

Fitnah itu hukumnya sangat berat, lebih berat daripada ketidaktaatan atau dosa besar. Sebab fitnah itu sendiri berbahaya;

Menimbulkan kesengsaraan

Oleh sebab berita yang disebarkan tidaklah benar, fitnah sangat merugikan terutama bagi orang yang difitnah dan bisa jadi harga dirinya hancur di mata masyarakat dan menjadi bahan cemoohan. Sedangkan bagi yang memfitnah sendiri tidak akan lagi bisa dipercaya dan setiap orang pasti akan menjauhinya.

Menimbulkan keresehan

Oleh sebab fitnah yang disebarkan masyarkat jadi tidak tenang karena takut. Misalnya, ada yang difitnah menjadi pencuri, pastinya orang akan takut jika suatu saat mereka akan jadi korban.

Memecah kebersamaan dan tali silaturrahmi

Satu fitnah bisa menghancurkan satu bangsa karena satu fitnah saja bisa menimbulkan berbagai masalah yang akhirnya bisa menjadi seperti lingkaran setan (masalah yang tiada akhir). Padahal Keutamaan Menyambung Tali Silaturahmi dalam Islam sangatlah besar.


Dapat mencelakai orang lain

Fitnah lebih kejam daripada pembunuhan, pada kenyataannya itu memang benar. Fitnah umumnya dilatarbelakangi ketidaksukaan atau kebenciaan terhadap orang lain, tidak menutup kemungkinan turut membangkitkan niatan jahat berbuat kriminal yang dapat mencelakai orang lain.

Fitnah merugikan orang lain

Sudah sangat jelas bahwa fitnah banyak memberikan korbannya kerugian, mulai dari fisik, psikis, sampai harta benda dan keluarga. Yang paling menyakitkan adalah hancurnya harga diri karena pada dasarnya setiap manusia pasti ingin dihargai di mata manusia lainnya.

Tanda orang munafik

Ciri-ciri orang munafik yakni; bicaranya dusta, ketika diberi kepercayaan (amanah) justru mengkhianatinya, dan melanggar janji.

Masuk neraka

Fitnah merupakan salah satu dosa besar yang menjadi penghalang seorang Muslim masuk surga. Akibat dari perbuatan fitnah sendiri akan menjadi tanggungannya seumur hidup yang apabila tidak segera bertaubat maka neraka lah ancamannya.


Rumus Cerdas Menghadapi Fitnah & Ujian | Ustadz Adi Hidayat, MA







Sumber :

https://dalamislam.com/akhlaq/larangan/fitnah-dalam-islam
https://www.youtube.com/watch?v=e5ZiDLRxp3E

Jumat, 20 Oktober 2017

Macam-Macam Puasa Sunnah

 

Puasa Sunnah


Puasa adalah menahan. secaara artian adalah menahan keinginan hawa nafsu(atau jasad/diri).namun justru malah menjalankan keinginan keinginan Allah lah yang terkandung di dalam AlQuran. sehingga lebih optimal lagi dalam menjalankan ibadah yang Allah inginkan.

perintah puasa lebih menekankan kedalam aktifitas sendi kehidupan. dimana mampunya kita untuk menahan hawa nafsu kita (bahkan hingga makan dan minum pun kita tahan) kemudian menjalankan keinginan Allah sepenuhnya. sehingga meraih Taqwa

perintah pusa jatuh pada madinah. dimana dikondisi ummat islam saat itu baru saja hijrah dari mekkah setelah di tekan dari berbagai sisi kehidupan.. namun di sinilah terlihat sifat kesabaran(tidak lemah, tidak lesu, pantang mundur) dari semangat ummat islam untuk bangkit menyebarkan ayat-ayat Allah.ke seluruh wilayah.



Macam-Macam Puasa Sunnah Dan Keutamaannya


1. Puasa senin dan kamis


Puasa senin kamis yaitu puasa pada setiap hari senin dan setiap hari kamis. Hal ini sesuai dengan hadis yang diriwayatkan oleh Abu Hurairah RA bahwa Rasulullah SAW bersabda:

“Berbagai amalan dihadapkan (pada Allah) pada hari Senin dan Kamis, maka aku suka jika amalanku dihadapkan sedangkan aku sedang berpuasa.” (HR. Tirmidzi)

Adapun niat puasa senin kamis adalah :

“NAWAITU SAUMA YAUMAL ITSNAII SUNNATAN LILLAHI TANA’ALA” yang artinya “Saya niat puasa hari Senin, sunnah karena Allah ta’ala.”
“NAWAITU SAUMA YAUMAL KHOMIISI SUNNATAN LILLAHI TAA’ALA” yang artinya “Saya niat puasa hari Kamis, sunnah karena Allah ta’ala.”

2. Puasa 3 hari setiap bulan hijriyah


Disunnahkan untuk berpuasa tiga hari setiap bulannya, pada hari apa saja. Namun  hari yang utama untuk berpuasa adalah  hari ke 13, 14, 15 dari bulan Hijriyah yang dikenal dengan ayyamul biid (hari putih). Disebut Ayyamul bid karena pada malam ke 13,14,15 malam itu bersinar putih dikarenakan bulan purnama yang muncul pada saat itu.

Hal ini sesuai dengan hadis yang diriwayatkan oleh abu Dzar, bahwa Rasulullah SAW bersabda:

“Jika engkau ingin berpuasa tiga hari setiap bulannya, maka berpuasalah pada tanggal 13, 14, dan 15 (dari bulan Hijriyah).” (HR. Tirmidzi).

Hadis lain yang diriwayatkan oleh Abu Hurairah Radhiyallahu ‘Anhu, ia berkata:

“Kekasihku (yaitu Rasulullah SAW) mewasiatkan padaku tiga nasehat yang aku tidak meninggalkannya hingga aku mati: (1) berpuasa tiga hari setiap bulannya, (2) mengerjakan shalat Dhuha, (3) mengerjakan shalat witir sebelum tidur.”(HR. Bukhari).

Keutamaan Menjalan Puasa Sunnah ini adalah:

a. Dapat mengendalikan hawa nafsu
b. Agar anggota tubuh kita bisa beristirahat setiap bulannya
c. Dapat menghidupkan sunnah Nabi

3. Puasa Daud


Puasa Daud yaitu sehari berpuasa dan sehari tidak. Rasulullah SAW bersabda:

“Puasa yang paling disukai oleh Allah adalah puasa Nabi Daud. Shalat yang paling disukai Allah adalah Shalat Nabi Daud. Beliau biasa tidur separuh malam, dan bangun pada sepertiganya, dan tidur pada seperenamnya. Beliau biasa berbuka sehari dan berpuasa sehari.” (HR. Bukhari dan Muslim).

Keutamaan Puasa Daud

a. Senantiasa terpelihara dari perbuatan-perbuatan maksiat.
b. Dapat menumbuhkan Akhlak yang baik dan budi pekerti luhur
c. Dapat menerima segala pemberian dari Allah dengan lapang hati
d. Dikaruniai pemikiran yang senantiasa positif, kreatif, dan inovatif
e. Dikaruniai sifat Istiqomah atau dapat menahan emosi
f. Senantiasa mendapatkan ketentraman jiwa
g. Menjadi pintu datangnya rejeki
h. Dijadikan sebagai hamba Allah yang selalu bersyukur
i. Dikaruniai Rumah Tangga dan Keluarga Harmonis

4. Puasa di bulan Sya’ban


Yaitu disunnahkan berpuasa dibulan sya’ban satu bulan penuh jika mampu, tetapi jika tidak mampu maka boleh berpuasa sebahagiannya saja, karena ditakutkan tidak mampu lagi untuk berpuasa wajib dibulan ramadhan.

Dari Saidatina aisyah Radiallahu Anhu beliau berkata:

“Adalah Rasulullah saw  berpuasa sampai kami katakan beliau tidak pernah berbuka. Dan beliau berbuka sampai kami katakan beliau tidak pernah berpuasa. Saya tidak pernah melihat Rasulullah menyempurnakan puasa satu bulan penuh kecuali Ramadhan. Dan saya tidak pernah melihat beliau berpuasa lebih banyak dari bulan Sya’ban.” (HR. Bukhari, Muslim dan Abu Dawud).

Dari Usamah bin Zaid ra, dia berkata:

“Saya berkata: “Ya Rasulullah, saya tidak pernah melihatmu berpuasa dalam suatu bulan dari bulan-bulan yang ada seperti puasamu di bulan Sya’ban.” Maka beliau bersabda: “Itulah bulan yang manusia lalai darinya antara Rajab dan Ramadhan. Dan merupakan bulan yang di dalamnya diangkat amalan-amalan kepada rabbul ‘alamin. Dan saya menyukai amal saya diangkat, sedangkan saya dalam keadaan berpuasa.” (HR. Nasa’i)


5. Puasa 6 hari dibulan syawal


Yaitu berpuasa 6 hari berturut-turut di bulan syawal, dimulai dari tanggal 2 syawal (hari raya ke dua) sampai seterusnya.

“Rasulullah SAW bersabda: Barangsiapa yang berpuasa Ramadhan kemudian berpuasa enam hari di bulan Syawal, maka dia seperti berpuasa setahun penuh.” (HR. Muslim)


6. Puasa 10 hari awal Dzulhijjah (termasuk puasa tarwiyah dan arafah)


Yaitu berpuasa 10 hari pertama bulan dzulhijjah. Termasuk didalamnya puasa tarwiyah dan arafah. Pada hari ke-8 zulhijjah disunnahkan berpuasa tarwiyah dan pada hari ke-9 dzulhijjah disunnahkan puasa arafah.  Hal ini sesuai dengan hadis Rasulullah SAW yang diriwayatkan oleh Ibnu ‘Abbas bahwa Rasulullah SAW bersabda:

"Tidak ada satu amal sholeh yang lebih dicintai oleh Allah melebihi amal sholeh yang dilakukan pada hari-hari ini (yaitu 10 hari pertama bulan Dzulhijjah)." Para sahabat bertanya: "Tidak pula jihad di jalan Allah?" Nabi SAW menjawab: "Tidak pula jihad di jalan Allah, kecuali orang yang berangkat jihad dengan jiwa dan hartanya namun tidak ada yang kembali satupun." (Muttafaqun‘alaih).


7. Puasa dibulan Muharram (1 muharram)


Rasulullah SAW bersabda :

“Puasa yang paling utama setelah (puasa) Ramadhan adalah puasa pada bulan Allah - Muharram. Sementara shalat yang paling utama setelah shalat wajib adalah shalat malam.” (HR. Muslim)


8. Puasa Tasu’a


Puasa Tasu’a adalah puasa pada hari ke-9 bulan muharram, nabi SAW menyuruh ummatnya untuk berpuasa pada hari tasu’a karena untuk membedakan umat muslim dengan yahudi. Karena hari tasu’a adalah hari yang diagungkan oleh orang yahudi. Hal ini berdasarkan hadis Nabi SAW saat ditanya oleh sahabat beliau:



“Wahai Rasulullah, hari ini (hari ‘asyura) adalah hari yang diagungkan oleh Yahudi dan Nasrani.” Lantas beliau mengatakan,“Apabila tiba tahun depan insya Allah kita akan berpuasa pula pada hari kesembilan (tasu’a).” Ibnu Abbas mengatakan, “Belum sampai tahun depan, Rasulullah SAW sudah keburu meninggal dunia.” (HR. Muslim)



9. Puasa ‘Asyura


Puasa ‘Asyura adalah puasa pada hari ke-10 dari bulan Muharram. Rasulullah SAW memerintahkan umatnya untuk berpuasa pada hari ‘Asyura, dan mengiringinya dengan puasa 1 hari sebelum atau sesudahnya. Hal ini bertujuan untuk menyelisihi umat Yahudi dan Nasrani yang hanya berpuasa pada hari ke-10.

Rasulullah SAW bersabda:


 “Puasa ‘Asyura akan menghapus dosa (dosa kecil) setahun yang lalu (HR. Muslim).


Demikianlah sedikit yang kami ketahui tentang macam macam puasa sunnah , Semoga penjelasan-penjelasan yang diberikan dapat dipahami dengan baik, Bila ada pertanyaan-pertanyaan yang ingin diajukan kami persilahkan. Wassalamu'alaikum warahmatulahi wabarakatuh.



Sabtu, 16 September 2017

Hadist-hadist Pendek


 Hadist-hadist Pendek


Rasulullah SAW pernah bersabda (artinya) : “Semoga Allah menjadikan berseri-seri wajah seseorang yang mendengar dari kami hadits lalu dia menghafalkannya kemudian menyampaikannya kepada orang lain….”
(HR. Tirmidzi, Abu Daud dan Ibnu Majah dari Zaid bin Tsabit ra.)



1. Hadits Keutamaan Senyum
(تَبَسُّمُكَ فِي وَجْهِ أَخِيكَ صَدَقَةٌ (رواه الترمذى
“Senyum manismu dihadapan saudaramu adalah shadaqah” (HR. Tirmidzi)
2. Hadits Perintah Saling Menyayangi
(مَنْ لاَ يَرْحَمْ وَلاَ يُرْحَمْ (رواه البخارى
“Barangsiapa tidak menyayangi maka tidak disayangi” (HR. Al Bukhari)
3. Hadits Menutup Aurat
(اِنَّا نُهِيْنَا اَنْ نُرَى عَوْرَاتَنَا (رواه إمام احم
“Sesungguhnya kita dilarang menampakkan aurot kita” (HR. Imam Ahmad)
4. Hadits Menahan Marah
(إِذَا غَضَبَ اَحَدُكُمْ فَلْيَسْكُتْ (رواه إمام احمد
“Jika di antara kalian marah maka hendaklah ia diam” (HR Imam Ahmad)
5. Hadits Niat
إِنَّمَا اْلأَعْمَالُ بِالنِّيَّاتِ
“Sesungguhnya amal itu tergantung niatnya” (HR. Bukhori-Muslim)
6. Jangan Suka Marah
لا تغضب ولك الجنة
“Jangan marah, maka bagimu syurga” (HR.Thabrani)
7. Muslim Besaudara
الْمُسْلِمُ أَخُو الْمُسْلِمِ لَا يَظْلِمُهُ وَلَا يُسْلِمُهُ
“Muslim itu bersaudara bagi muslim yang lainnya, Jangan menzaliminya dan jangan memasrahkannya” (HR. Bukhori-Muslim)
8. Agama
الدِّينُ النَّصِيحَةُ
“Agama adalah nasihat” (HR Muslim, Abu Dawud dan an-Nasai’i)
9. Hadits Kebersihan
(الطهور شطر الإيمان ( رواه مسلم
“Kebersihan itu sebagian dari (cabang) keimanan.” (H.R Muslim)
10. Kebaikan
كل معروفٍ صدقة
“Setiap kebaikan adalah shodaqoh.” (HR. Muslim)
11. Menuntut Ilmu
طَلَبُ اْلعِلْمِ فَرِيْضَةٌ عَلَى كُلِّ مُسْلِمٍ
“menuntut ilmu itu wajib atas setiap muslim “ (H.R. Ibnu Abdurrahman)
12. Paham Agama
مَنْ يُرِدِ اللَّهُ بِهِ خَيْرًا يُفَقِّهْهُ فِي الدِّينِ
“Barangsiapa yang Alloh menginginkan kebaikan baginya, maka akan dipahamkan akan agamanya.”
13. Berkata Baik/Diam
مَنْ كَانَ يُؤْمِنُ بِاللَّهِ وَالْيَوْمِ اْلآخِرِ فَليَقُلْ خَيْرًا أَوْ لِيَصْمُتْ
“Barangsiapa yang beriman kepada Allah dan hari akhir maka hendaknya dia berkata yang baik atau diam”(HR. Bukhori Muslim)
14. Hadits Malu
(اَلْحَيَاءُ مِنَ اْلإِيْمَانِ (متفق عليه
Malu itu sebagian dari iman (HR Muttafaq alaih)
15. Hadits Menyebarkan Salam
(اَفْشُوْا السَّلاَمَ بَيْنَكُمْ (رواه مسلم
Sebarkanlah salam diantara kamu (HR. Muslim)
16. Hadits kemuliaan Ibu
(اَلْجَنَّةُ تَحْتَ اَقْدَامِ اْلأُمَّهَاتْ (رواه احمد
Surga itu dibawah telapak kaki ibu (HR. Ahmad)
17. Hadits Allah Maha Indah
(إِنَّ اللّٰهَ جَمِيْلُ يُحِبُّ الْجَمَلْ ( رواه مسلم
Sesungguhnya Allah itu maha indah dan mencintai keindahan.
18. Hadits Keutamaan Belajar Al Quran
(خَيْرُكُمْ مَنْ تَعَلَّمَ الْقُرْ اَنَ وَ عَلَّمَهْ (رواه البخاري
Sebaik baik kalian adalah orang yang belajar Al Quran dan yang mengajarkannya.
19. Hadits Sholat Tepat Waktunya
(صَلِّ الصَّلاَةَ لِوَقْتِهَا (رواه مسلم
Kerjakanlah shalat tepat pada waktunya (HR. Muslim)
20. Hadits Menjaga Agama Allah
(احْفَظِ اللّٰهَ يَحْفَظْكَ اِحْفَظِ اللّٰهَ تَجِدْهُ تُجَاهَكَ (رواه الترمذ
Jagalah Allah niscaya Dia akan menjagamu, jagalah Allah niscaya kamu dapati Dia dihadapanmu. (HR. Tirmidzi)
21. Hadits Berkata Benar
(قُلِ الْحَقَّ وَلَوْ كَانَ مُرَّا (رواه ابودود
Katakanlah yang benar walau pahit sekalipun
22. Hadits Keutamaan Doa
(الدُّعَاءُ هُوَ الْعِبَادَهْ (رواه الترمذى
Doa itu adalah ibadah
23. Hadits Keutamaan Seorang Muslim
(مِن حُسْنِ إِسْلاَمِ الْمَرْءِ تَرْكُهُ مَا لاَ يَعْنِيْهِ (رواه الترمذى
Setengah dari bukti kebaikan Islamnya seseorang ialah meninggalkan sesuatu yang tidak berguna baginya (HR. Tirmidzi)
24. Hadits Larangan Berburuk Sangka
(اِيَّاكُمْ وَالظَّنْ (متفق عليه
Jauihilah olehmu berburuk sangka (HR. Muttafaq alaih)
25. Hadits Larangan Mencela Makanan
(مَاعَابَ رَسُوْلُ اللّٰهِ صَلَى اللّٰهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمْ طَعَامًا قَطٌّ (متفق عليه
Rasulullah SAW sama sekali tidak pernah mencela makanan (HR. Muttafaq alaih)
26. Hadits Tolong Menolong
(اللّٰهُ فِي عَوْنِ الْعَبْدِ مَا كَانَ الْعَبْدُ فِي عَوْنِ أَخِيْهِ (رواه مسلم
Allah senantiasa menolong hambaNya, selama hambaNya suka menolong saudaranya (HR. Muslim)
27. Hadits Makan dengan Tangan Kanan
(يَاغُلاَمْ سَمِ اللّٰه تعالى وَكُلْ بِيَمِيْنِكَ وَكُلْ مِمَّا يَلِيْكَ (رواه البخارى ومسلم و غير هما
Wahai anak kecil, bacalah basmalah dan makanlah dengan tangan kananmu dan ambilah yang terdekat darimu (HR. Bukhari Muslim)
28. Hadits Perintah Taqwa
(اِتَّقِ اللّٰهَ حَيْثُ مَا كُنْتَ (رواه الترمذ
Bertaqwalah kepada Allah dimanapun kamu berada (HR. Tirmidzi)
29. Hadits Keutamaan Bersiwak
(اَلسِّوَاكُ مُطَهِّرَةٌ لِلْفَمِّ مُرْ ضَاةٌ لِلرَّبِّ (رواه النسائ
Siwak itu pembersih mulut dan merupakan penyebab keridhaan dari Allah (HR. Nasa’i)
30. Hadits Menjaga Lisan
(اَمْسِكْ عَلَيْكَ لِسَانَكَ (رواه الترمذى
Jagalah lisanmu (HR Tirmidzi)
31. Hadits Keutamaan Shalat
(اِنَّ اَوَّلَ مَا يُحَاسَبُ بِهِ الْعَبْدُ يَوْمَ الْقِيَامَةِ مِنْ عَمَلِهِ صَلاَتُهْ (رواه الترمذى
Sesungguhnya amalan hamba yang pertama kali dihisab pada hari kiamat adalah shalat (HR. Tirmidzi)
32. Hadits Larangan Berbuat Kerusakan
(لاَ ضَرَرَ وَلاَ ضِرَارَ (رواه ابن مَاجه والدرقطنى
Janganlah engkau saling membahayakan dan jangan saling merugikan (HR. Ibnu Majah dan Darulquthni)

Sumber: https://haditsarbain32.wordpress.com/2013/06/01/hafalan-hadits-pendek-arbain/

Kisah Nabi Ibrahim AS

 
 Kisah Nabi Ibrahim AS

Nabi Ibrahim adalah putra Azar, keturunan Syam bin Nuh. Pada masa itu raja Namrud yang bertahta di negeri Mausul mengeluarkan undang-undang yang memerintahkan agar mmbnh setiap anak laki-laki yang lahir di negeri Mausul. Keadaan ini sama dengan zaman Nabi Musa. Namun berkat rahmat Allah, Nabi Ibrahim lahir dengan selamat.
Orang tuanya menyembunyikan Nabi Ibrahim di dalam gua. Atas izin Allah Nabi Ibrahim tidak mati, padahal tidak seseorang pun yang memeliharanya. Tidak seekor binatang buas pun yang mengganggunya. Bila lapar dan haus ia hanya menghisap ujung jarinya maka keluarlah air susu.

Sejak kecil, Nabi Ibrahim telah terpelihara dari segala perbuatan jahat. Ketika usianya meningkat dewasa, Nabi Ibrahim mulai bertanya-tanya kepada dirinya sendiri, mengapa berhala-berhala yang terbuat dari batu dan tidak mampu berbuat apa-apa itu disembah dan dipuja-puja oleh kaumnya, kemudian ia mulai berpikir tentang Tuhan.

Ketika hari telah malam, Ibrahim melihat bintang. Pada benaknya, inilah Tuhannya. Tetapi setelah bintang itu hilang ketika hari menjadi siang, Ibrahim pun menetapkan keyakinannya, bahwa ia tidak akan bertakwa kepada Tuhan yang terbenam.

Demikian pula pada bulan dan matahari. Setelah ia yakin pada bulan,bintang, dan matahari tiada kekal maka ia berseru kepada kaumnya, "Hai Kaumku! Sesungguhnya aku berlepas diri dari segala apa yang kamu persekutukan! Aku hanya akan menghadapkan diriku kepada Tuhan yang telah menjadikan langit dan bumi dan aku sekali-kali tidak akan mempersekutukan-Nya.

Ketika Raja Namrud beserta orang-orangnya pergi berburu Nabi Ibrahim memasuki tempat berhala-berhala mereka dan menghancurkan semua berhala itu, kecuali berhala yang tetap ditinggalkan utuh, yaitu berhala yang paling besar. Di leher berhala yang paling besar itu ditaruhkannya kampak yang digunakan untuk menghancurkan berhala-berhala lainnya.

Setelah Raja Namrud beserta pengiringnya pulang dari berburu dan mengetahui berhala-berhala di tempat peribadahannya hancur mereka menjadi berang. Mereka menuduh Nabi Ibrahim telah melakukannya karena beliaulah yang gigih menentang penyembahan berhala itu.

Nabi Ibrahim di tangkap dan dihadapkan pada Raja Namrud.

Sang raja bertanya, "Hai Ibrahim! Kamukah yang telah menghancurkan berhala-berhala itu?"

Nabi Ibrahim tanpa ragu-ragu menjawab, "Bukan aku yang menghancurkannya tetapi berhala yang paling besar itu. Tentulah dia tidak mau kamu persekutukan dengan berhala-berhala yang lebih kecil, buktinya kampak penghancur berhala itu masih bergantung dileherny."

Raja Namrud bukan main marahnya mendengar jawaban Nabi Ibrahim, dia merasa dipermainkan.

Raja Namrud berkata, "Mana mungkin berhala itu dapat melakukan seperti yang kau katakan."

Nabi Ibrahim menjawab, "Nah, kalau begitu mengapa kalian menyembah berhala yang tidak mampu berbuat apa-apa itu?"

Mendengarkan perkataan Nabi Ibrahim itu sebagian orang-orang berbalik menjadi pengikutnya, sedangkan sebagian lainnya ragu-ragu.
Hukuman Bakar Bagi Nabi Ibrahim

Setelah terlihat pengaruh Nabi Ibrahim semakin besar di kalangan pengikutnya, Raja Namrud merasa terdesak dan terjatuh harga dirinya. Oleh karena itu, untuk menjaga wibawanya, Namrud memerintahkan para pegawainya dan pengikut setianya untuk menangkap Ibrahim untuk dihukum mati, yaitu dengan cara dibakar.

Tetapi Allah SWT. kembali memperlihatkan kekuasaan-Nya. Allah berfirman kepada api:

يَا نَارُ كُونِي بَرْدًا وَسَلَامًا عَلَىٰ إِبْرَاهِيمَ.....

Artinya:
"Hai api! Hendaklah dingin dan selamatkan Ibrahim." (Q.S. Al-Anbiya: 69)

Setelah api padam, keluarlah Ibrahim tanpa mengalami cedera sedikit pun.

Dalam menjalankan tugas kerasulannya Nabi Ibrahim berusaha menyadarkan ayahnya, agar tidak lagi menyembah berhala, dan tidak memperturutkan jalan setan, agar terlepas dari siksaan Allah. Namun, ayah Ibrahim menjawab:

قَالَ أَرَاغِبٌ أَنْتَ عَنْ آلِهَتِي يَا إِبْرَاهِيمُ ۖ لَئِنْ لَمْ تَنْتَهِ لَأَرْجُمَنَّكَ ۖ وَاهْجُرْنِي مَلِيًّا

Artinya:
"Berkata ayahnya, "Adakah engkau membenci tuhan-tuhanku hai Ibrahim? Ingatlah, jika kau hentikan hinaan-hinaan terhadap tuhan-tuhan niscaya aku akan menyiksamu! Dan tinggalkanlah aku buat waktu yang lama." (Q.S. Maryam: 46)

Sementara itu Raja Namrud ingkar saja kepada Allah, maka Allah menghukum Raja Namrud beserta pengikut-pengikutnya dengan nyamuk yang sangat luar biasa bnyaknya. Nyamuk-nyamuk itu menggigit tubuh Raja Namrud dan pengikutnya memasuki lubang-lubang hidung, dan lain-lain. Raja Namrud sendiri mati dengan cara siksaan yang demikian.

Nabi Ibrahim mempunyai istri dua orang, yaitu Siti Hajar dan Siti Sarah. Dari Siti Hajar beliau mempunyai anak yang bernama Ishak, sedangkan Siti Sarah baru melahirkan anaknya setelah usianya lanjut.

Nabi Ibrahim Hijrah ke Negeri Syam

Setelah menyadari bahwa keadaannya kurang aman, Nabi Ibrahim pindah ke Negeri Syam, meninggalkan Nabinya Babil, dengan istrinya yang bernama Sarah disertai Luth yang kemudian menjadi nabi juga. Sejak dahulu Negeri Syam menjadi negeri yang aman dan sejahtera.

Tidak lama kemudian Nabi Ibrahim pergi ke Negeri Mesir. Ketika Raja Mesir mendengarkan tentang kecantikan Sarah, ia menyuruh Ibrahim untuk menghadapnya.

Setelah menghadap Raja Mesir, Ia bertanya kepada Nabi Ibrahim, "Siapakah perempuan yang bersama denganmu?"


Ibrahim menjawab, "Saudaraku."

Nabi Ibrahim berdusta terhadap orang yang akan menganiayanya, atas izin Allah. Dibolehkannya berdusta terhadap orang yang ingin menganiaya ini disebutkan dalam Al-Qur'an surat An-Nisa ayat 148 dan hadis yang dikeluarkan oleh Imam Abu Daud dan Tirmidzi Ibnu Mundir, Ibnu Abi Hattim, Ibnu Mirdawah, dari Abu Hurairah dari Rasulullah dan juga hadis Bukhari Muslim.

Nabi Ibrahim tidak pernah berdusta, kecuali dalam tiga hal:
Ia mengatakan sakit sewaktu diajak ke tanah lapang.
Kepada Raja Namrud waktu ditanya yang menghancurkan patung-patung berhalanya.
Kepada Raja Mesir ia mengatakan bahwa Sarah adalah saudara. Kalau tidak demikian, tentu istrinya akan dirampas oleh Raja Mesir, yaitu Fir'aun.

Siti Sarah mendapatkan hadiah seorang perempuan hamba sahayat bernama Hajar dari Raja Mesir karena jasanya yang telah menyembuhkan kembali tangan Raja Mesir yang semula terkatub keduanya dan tidak dapat membuka. Kemudian Hajar diberikan kepada Nabi Ibrahim untuk dijadikan istrinya.

Ketika Nabi Ibrahim kembali ke Syam, Siti Sarah telah berusia lanjut, sedangkan beliau belum dikaruniai anak. Namun, tidak lama kemudian, Siti Hajar melahirkan anak yang diberi nama Ismail. Demikian pula halnya dengan Siti Sarah yang melahirkan seorang anak yang diberi nama Ishaq.

Dari kedua orang inilah terlahir beberapa kaum. Dari keturunan Ishaq, banyak yang menjadi Nabi dan orang-orang besar ternama  yang disebut Bapak Kaum Bani Israil, sedangkan dari Nabi Ismail, banyak menjadi orang mulia dan akhirnya menurunkan seorang rasul yang bernama Muhammad bin Abdullah bin Abdul Muthalib bin Hasyim.

Nabi Ibrahim Mendapatkan Perintah untuk Pindah ke Mekah

Sudah menjadi kebiasaan bahwa orang itu lebih cinta kepada anak kandungnya daripada anak tirinya. Demikian pula halnya dengan Siti Sarah yang tidak begitu menyukai Ismail. Berkali-kali ia menyuruh Nabi Ibrahim untuk memindahkan Ismail, tetapi permohonannya itu tidak juga dituruti oleh Nabi Ibrahim.

Karena perintah Allah, Nabi Ibrahim pindah dengan membawa Siti Hajar dan anaknya Ismail yang masih kecil dan masin menyusu. Setelah Nabi Ibrahim mengumpulkan perbekalan, beliau mengajak Hajar dan Ismail untuk pindah atas perintah Allah.

Berjalan ketiga orang-orang itu menuju tanah-tanah yang pada masa itu masih kosong, dan masih berupa padang pasir yang berbatu-batu.

Kemudian Siti Hajar berkata dalam hatinya:
Padang Pasir yang sangat luas
Terik matahari yang sangat panas
Jika bukan Tuhan menyertaiku
Tak akan aku kuat menahan panas badanku
Berkata dengan bersih di dalam hati
Aku taat kepada perintah Ilahi
Hanya aku dan anakku mendiami
Padang pasir yang sunyi dan tandus ini
Penderitaanku ini pengorbanan
Menjadi contoh anak cucuku kemudian
Hajar dengan mendoa ya rabbi ya rahman
Sabarkanlah hati hamba-Mu ini dengan aman

Demikianlah doa Siti Hajar di dalam hatinya. Nabi Ibrahim pun sebelum pergi ke Syam juga berdoa diantaranya:

"Hai Tuhanku! Aku menempatkan keluargaku ini pada tempat yang tandus kering dan tiada tanaman pada sisi rumah-Mu yang mulia ini. Hai Tuhanku! Supaya mereka mendirikan salat, hendaklah Engkau jadikan hati manusia condong kepada mereka, berikanlah rezeki kepada mereka dengan buah-buahan untuk tanda bersyukur."

Kemudian kembalilah Nabi Ibrahim ke Syam meninggalkan Siti Hajar dan Ismail.

Keinginan Nabi Ibrahim untuk Mengetahui Bagaimana Tuhan Menghidupkan Orang Mati

Sejak kecil Nabi Ibrahim selalu ingin mengetahui perihal sesuatu yang tidak dapat dimengerti. Beliau terus-menerus mempertanyakannya dan mencari bukti yang nyata untuk memberikan faedah dan hikmah. Apalagi terhadap suatu kejadian yang kurang berkenan (tak masuk akal), beliau mencari alasan dan buktinya secara nyata, sehingga hatinya terasa puas.

Ketika Allah SWT. berfirman kepada Nabi Ibrahim, "Sesungguhnya semua orang yang mati kelak nanti akan dihidupkan kembali dan akan dibalas sesuai dengan amal perbuatannya waktu di dunia."

Nabi Ibrahim ingin membuktikan bagaimana cara Allah SWT. menghidupkan kembali orang yang telah mati. Beliau meminta bukti kepada Allah SWT. Dalam firman Allah SWT. dikatakan:

وَإِذْ قَالَ إِبْرَاهِيمُ رَبِّ أَرِنِي كَيْفَ تُحْيِي الْمَوْتَىٰ ۖ قَالَ أَوَلَمْ تُؤْمِنْ ۖ قَالَ بَلَىٰ وَلَٰكِنْ لِيَطْمَئِنَّ قَلْبِي ۖ قَالَ فَخُذْ أَرْبَعَةً مِنَ الطَّيْرِ فَصُرْهُنَّ إِلَيْكَ ثُمَّ اجْعَلْ عَلَىٰ كُلِّ جَبَلٍ مِنْهُنَّ جُزْءًا ثُمَّ ادْعُهُنَّ يَأْتِينَكَ سَعْيًا ۚ وَاعْلَمْ أَنَّ اللَّهَ عَزِيزٌ حَكِيمٌ

Artinya:
"Dan (ingatlah) ketika Ibrahim berkata: "Ya Tuhanku, perlihatkanlah kepadaku bagaimana Engkau menghidupkan orang-orang mati". Allah berfirman: "Belum yakinkah kamu?" Ibrahim menjawab: "Aku telah meyakinkannya, akan tetapi agar hatiku tetap mantap (dengan imanku) Allah berfirman: "(Kalau demikian) ambillah empat ekor burung, lalu cincanglah semuanya olehmu. (Allah berfirman): "Lalu letakkan diatas tiap-tiap satu bukit satu bagian dari bagian-bagian itu, kemudian panggillah mereka, niscaya mereka datang kepadamu dengan segera". Dan ketahuilah bahwa Allah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana." (Q.S. Al-Baqarah: 260)

Setelah Nabi Ibrahim menerima bukti yang sebenar-benarnya bahwa Allah SWT. dapat menghidupkan kembali orang yang telah mati, maka Nabi Ibrahim merasa puas.

Nabi Ibrahim Mendirikan Baitul Maqdis

Nabi Ibrahim a.s. beserta istrinya (Siti Hajar) bertempat di Palestina, sedangkan Siti Hajar (istri Ibrahim) dengan putranya (Ismail) bertempat tinggal di Mekah. Karena itu, Nabi Ibrahim seringkali ke Mekah. Setelah Ismail dewasa, ia diajak oleh ayahnya untuk mendirikan Baitullah (ka'bah) atas perintah dari Allah SWT.

Ka'bah inilah yang hendaknya dijadikan kiblat semua kaum muslim di waktu salat. Sebelumnya semua umat di dunia ini mempunyai sesembah yang bermacam-macam, ada yang menyembah berhala (arca/patung), ada yang menyembah matahari, dan lain-lain, maka setelah Nabi Ibrahim dan Ismail mendirikan Ka'bah, maka semua pengikut agama Allah SWT. mempunyai kiblat yang sama yaitu Ka'bah di Mekah.

Sesudah Nabi Ibrahim a.s. dan Ismail membangun Ka'bah, keduaya berdoa kepada Allah SWT. agar perbuatannya diterima oleh Allah SWT. Dalam Surat Al-Baqarah ayat 172-129, Allah berfirman:


وَإِذْ يَرْفَعُ إِبْرَاهِيمُ الْقَوَاعِدَ مِنَ الْبَيْتِ وَإِسْمَاعِيلُ رَبَّنَا تَقَبَّلْ مِنَّا ۖ إِنَّكَ أَنْتَ السَّمِيعُ الْعَلِيمُ . رَبَّنَا وَاجْعَلْنَا مُسْلِمَيْنِ لَكَ وَمِنْ ذُرِّيَّتِنَا أُمَّةً مُسْلِمَةً لَكَ وَأَرِنَا مَنَاسِكَنَا وَتُبْ عَلَيْنَا ۖ إِنَّكَ أَنْتَ التَّوَّابُ الرَّحِيمُ . رَبَّنَا وَابْعَثْ فِيهِمْ رَسُولًا مِنْهُمْ يَتْلُو عَلَيْهِمْ آيَاتِكَ وَيُعَلِّمُهُمُ الْكِتَابَ وَالْحِكْمَةَ وَيُزَكِّيهِمْ ۚ إِنَّكَ أَنْتَ الْعَزِيزُ الْحَكِيمُ .

Artinya:
"Dan (ingatlah), ketika Ibrahim meninggikan (membina) dasar-dasar Baitullah bersama Ismail (seraya berdoa): "Ya Tuhan kami terimalah daripada kami (amalan kami), sesungguhnya Engkaulah Yang Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui". Ya Tuhan kami, jadikanlah kami berdua orang yang tunduk patuh kepada Engkau dan (jadikanlah) diantara anak cucu kami umat yang tunduk patuh kepada Engkau dan tunjukkanlah kepada kami cara-cara dan tempat-tempat ibadat haji kami, dan terimalah taubat kami. Sesungguhnya Engkaulah Yang Maha Penerima taubat lagi Maha Penyayang. Ya Tuhan kami, utuslah untuk mereka sesorang Rasul dari kalangan mereka, yang akan membacakan kepada mereka ayat-ayat Engkau, dan mengajarkan kepada mereka Al Kitab (Al Quran) dan Al-Hikmah (As-Sunnah) serta mensucikan mereka. Sesungguhnya Engkaulah yang Maha Kuasa lagi Maha Bijaksana." (Q.S. Al-Baqarah: 127-129)

Setelah itu Nabi Ibrahim mendapatkan perintah dari Allah SWT. agar memanggil serta melaksanakan haji baik umat yang dekat maupun jauh dari Ka'bah, agar mereka semua datang mengunjungi Ka'bah (berhaji). Dalam surat Al-Haj ayat 27 dan 28 Allah SWT. berfirman:

وَأَذِّنْ فِي النَّاسِ بِالْحَجِّ يَأْتُوكَ رِجَالًا وَعَلَىٰ كُلِّ ضَامِرٍ يَأْتِينَ مِنْ كُلِّ فَجٍّ عَمِيقٍ . لِيَشْهَدُوا مَنَافِعَ لَهُمْ وَيَذْكُرُوا اسْمَ اللَّهِ فِي أَيَّامٍ مَعْلُومَاتٍ عَلَىٰ مَا رَزَقَهُمْ مِنْ بَهِيمَةِ الْأَنْعَامِ ۖ فَكُلُوا مِنْهَا وَأَطْعِمُوا الْبَائِسَ الْفَقِيرَ .

Artinya:
"Dan berserulah kepada manusia untuk mengerjakan haji, niscaya mereka akan datang kepadamu dengan berjalan kaki, dan mengendarai unta yang kurus yang datang dari segenap penjuru yang jauh, supaya mereka menyaksikan berbagai manfaat bagi mereka dan supaya mereka menyebut nama Allah pada hari yang telah ditentukan atas rezeki yang Allah telah berikan kepada mereka berupa binatang ternak. Maka makanlah sebahagian daripadanya dan (sebahagian lagi) berikanlah untuk dimakan orang-orang yang sengsara dan fakir." (Q.S. Al-Haj: 27-28)

Nabi Ibrahim a.s Berkhitan

Nabi Ibrahim a.s. melaksanakan pada usia 99 tahun sebagian riwayat lagi mengatakan bahwa beliau dikhitan pada usia 80 tahun. Sedangkan Ismail di khitan pada usia 13 tahun. Syariat khitan dilaksanakan sejak zaman Nabi Ibrahim, yaitu ketika beliau sudah berusia lanjut.

Dalam kitab Injil Barnabas disebutkan sebagai berikut, "Adapun adanya peraturan khitan disebabkan dulu Nabi Adam a.s. berdosa memakan buah larangan Allah SWT. (buah khuldi) beliau bernazar, apabila dosanya diampuni tuhan (Allah SWT.) beliau akan memotong sebagian dagingnya. Setelah tobat Adam diterima dan diampuni dosanya, kemudian Malaikat menunjukkan daging yang seharusnya dipotong, yaitu daging yang dipotong untuk dikhitan." Sekarang khitan telah menjadi syari'at agama Islam.

Nabi Ibrahim a.s dan Malaikat

Nabi Ibrahim a.s termasuk salah satu nabi yang selalu menghormati dan menghargai tamu. Pada suatu hari beliau mendapatkan tamu tiga malaikat yang menyamar sebagai manusia. Kemudian istri beliau memasak makanan untuk menghormati tamunya.

Ketika makanan dihidangkan kepada tamunya; mereka tidak mau menyentuh makan itu sedikit pun. Nabi Ibrahim merasa takut kepada mereka, maka mereka pun memberitahu kepada Nabi Ibrahim bahwa beliau itu adalah malaikat (tidak makan dan tidak minum) yang diutus oleh Allah SWT.

Mereka mendatangi rumah Nabi Ibrahim untuk memberi tahu kepada beliau bahwa mereka diutus Allah SWT. untuk menyiksa kaumnya Nabi Luth a.s. yang tidak mau mengikuti ajaran Nabi Luth.

Nabi Ibrahim takut apabila Nabi Luth dan orang-orang yang beriman kepada beliau juga mendapat siksaan, tetapi para malaikat itu menjawab, "Aku sudah tahu di antara orang yang kfr dan orang yang iman."

Kemudian Nabi Ibrahim memohon agar kaumnya Nabi Luth tidak disiksa, tetapi para malaikat itu menjawab, "Sesungguhnya kami telah mendapatkan perintah dari Allah SWT. untuk menyiksa mereka yang kfr, sedangkan umat Nabi Luth yang beriman akan diselamatkan oleh Allah SWT.


Pelajaran dan Hikmah yang Dapat Diambil dari Kisah Nabi Ibrahim a.s.

Nabi Ibrahim a.s. diutus Allah sebagai rasul-Nya ditengah masyarakat yang kufur musyrik kepada Tuhan.
Ayah Nabi Ibrahim bernama Azar, seorang pemahat patung berhala sebagai sesembahnya, sedangkan Nabi Ibrahim sangat menentangnya (membencinya) berhala itu.
Nabi Ibrahim a,s berani memusnahkan patung berhala yang menjadi sesembah ayahnya dan kaumnya, sehingga beliau dijatuhkan hukuman mati, yaitu dengan dibakar.
Nabi Ibrahim a.s. dibakar, namun ia tidak terluka sedikitpun ketika ia keluar dari kobaran api yang menyala-nyala, sebab ia dilindungi Allah SWT.
Nabi Ibrahim a.s. mendapatkan ujian yang sangat berat, yakni disuruh menyembelih anak kandungnya (Ismail), maka perintah Tuhan dipatuhinya dan karena itu Allah menggantikannya dengan seekor kambing sehingga anaknya selamat.
Nabi Ibrahim a.s. mempunyai dua orang istri yang saleh dan anak keturunannya pun menjadi anak yang saleh pula, bahkan menjadi rasul.
Nabi Ibrahim a.s. kepada Allah SWT. agar memperlihatkan kepadanya bagaimana Allah menghidupkan kembali makhluk yang telah mati. Permohonan itu bukanlah karena ia kurang percaya kepada Allah, melainkan untuk menambah ketentraman hati dan keyakinannya.
Untuk memperkokoh keimanan dan keyakinan kita terhadap Allah SWT. janganlah segan-segan bertanya dan meminta bimbingan. Wlaupun beliau seorang Nabi dan Rasul Allah, Nabi Ibrahim a.s tetap berusaha untuk memperkokoh keimanan dan keyakinan karena kimanan yang kokoh akan menambah ketentraman batin.

Nah demikian artikel tentang Kisah Nabi Ibrahim AS Lengkap semoga kisah ini bisa memberikan hikmah bagi pembaca nya.


Sumber :http://materiku86.blogspot.co.id/2016/06/kisah-nabi-ibrahim.html








Minggu, 12 Maret 2017

SRAGEN MENDONGENG

Assalamu'alaikum Wr Wb

Sragen Mendongeng Yeah.......................................(Alhamdulillah)


Alhamdulillah juga di sidoharjo yang di tempati adalah "Tpq Riyadhul Jannah" Hore......


Beginilah ramainya acara tersebut


Kita Sambut ...........Kak Wintad Wawan Sembodo....



Berikut ini Cuplikanya


Itu dia Kak Wuntad, syang cuma video cuplikan
tapi nggak pa-pa yang penting bisa lihat kak wuntadnya

Sekinan sekilas info dari saya

Wassalamu'alaikum Wr Wb

Jumat, 13 Januari 2017

Macam Macam Sholat Sunnah

Macam-macam sholat sunnah



Di postingan kali ini saya akan membahas tentang macam macam sholt sunnah

Menurut lughat sunat adalah az-ziyadah artinya tambah, sholat sunnah mempunyai keutamaan bisa menyempurnakan sholat fadhu,selaain itu sholat sunnah merupakan salah satu dari ibadah badaniyah yang paling di unggulkan.

1.  Shalat Wudhu, Yaitu shalat sunnah dua rakaat yang bisa dikerjakan setiap selesai wudhu

2.  Shalat Tahiyatul Masjid, yaitu shalat sunnah dua rakaat yang dikerjakan ketika memasuki masjid, sebelum duduk untuk menghormati masjid. Rasulullah bersabda ‘Apabila seseorang diantara kamu masuk masjid, maka janganlah hendak duduk sebelum shalat dua rakaat lebih dahulu’ (H.R. Bukhari dan Muslim).

3.   Shalat Dhuha. Adalah shalat sunnah yang dikerjakan ketika matahari baru naik. Jumlah rakaatnya minimal 2 maksimal 12. Dari Anas berkata Rasulullah ‘Barang siapa shalat Dhuha 12 rakaat, Allah akan membuatkan untuknya istana disurga’ (H.R. Tarmiji dan Abu Majah).

4.   Shalat Rawatib. Adalah shalat sunnah yang dikerjakan mengiringi shalat fardhu. Niatnya :

  1. Qabliyah, adalah shalat sunnah rawatib yang dikerjakan sebelum shalat wajib. Waktunya : 2 rakaat sebelum shalat subuh, 2 rakaat sebelum shalat Dzuhur, 2 atau 4 rakaat sebelum shalat Ashar, dan 2 rakaat sebelum shalat Isya’.
  2. Ba’diyyah, adalah shalat sunnah rawatib yang dikerjakan setelah shalat fardhu. Waktunya : 2 atau 4 rakaat sesudah shalat Dzuhur, 2 rakaat sesudah shalat Magrib dan 2 rakaat sesudah shalat Isya. 

5.  Shalat Tahajud, adalah shalat sunnah pada waktu malam. Sebaiknya lewat tengah malam. Dan setelah tidur. Minimal 2 rakaat maksimal sebatas kemampuan kita. Keutamaan shalat ini, diterangkan dalam Al-Qur’an. ‘Dan pada sebagian malam hari bershalat tahajudlah kamu sebagai suatu ibadah tambahan bagimu. Mudah-mudahan Tuhanmu mengangkatmu ketempat yang terpuji’(Q.S. Al Isra : 79 ).

6.  Shalat Istikharah, adalah shalat sunnah dua rakaat untuk meminta petunjuk yang baik, apabila kita menghadapi dua pilihan, atau ragu dalam mengambil keputusan. Sebaiknya dikerjakan pada 2/3 malam terakhir.

7.  Shalat Hajat, adala shalat sunnah dua rakaat untuk memohon agar hajat kita dikabulkan atau diperkenankan oleh Allah SWT. Minimal 2 rakaat maksimal 12 rakaat dengan salam setiap 2 rakaat.

8. Shalat Mutlaq, adalah shalat sunnah tanpa sebab dan tidak ditentukan waktunya, juga tidak dibatasi jumlah rakaatnya. ‘Shalat itu suatu perkara yang baik, banyak atau sedikit’ (Al Hadis).

9.   Shalat Taubat, adalah shalat sunnah yang dilakukan setelah merasa berbuat dosa kepada Allah SWT, agar mendapat ampunan-Nya.

10. Shalat Tasbih, adalah shalat sunnah yang dianjurkan dikerjakan setiap malam, jika tidak bisa seminggu sekali, atau paling tidak seumur hidup sekali. Shalat ini sebanyak empat rakaat, dengan ketentuan jika dikerjakan pada siang hari cukup dengan satu salam, Jika dikerjakan pada malam hari dengan dua salam.

11. Shalat Tarawih,  adalah shalat sunnah sesudah shalat Isya’pada bulan Ramadhan. Menegenai bilangan rakaatnya disebutkan dalam hadis. ‘Yang dikerjakan oleh Rasulullah saw, baik pada bulan ramadhan atau lainnya tidak lebih dari sebelas rakaat’ (H.R. Bukhari). Dari Jabir ‘Sesungguhnya Nabi saw telah shallat bersama-sama mereka delapan rakaat, kemudian beliau shalat witir.’ (H.R. Ibnu Hiban)

Pada masa khalifah Umar bin Khathtab, shalat tarawih dikerjakan sebanyak 20 rakaat dan hal ini tidak dibantah oleh para sahabat terkenal dan terkemuka. Kemudian pada zaman Umar bin Abdul Aziz bilangannya dijadikan 36 rakaat. Dengan demikian bilangan rakaatnya tidak ditetapkan secara pasti dalam syara’, jadi tergantung pada kemampuan kita masing-masing, asal tidak kurang dari 8 rakaat. 

12. Shalat Witir, adalah shalat sunnat mu’akad (dianjurkan) yang biasanya dirangkaikan dengan shalat tarawih, Bilangan shalat witir 1, 3, 5, 7 sampai 11 rakaat. Dari Abu Aiyub, berkata Rasulullah ‘Witir itu hak, maka siapa yang suka mengerjakan lima, kerjakanlah. Siapa yang suka mengerjakan tiga, kerjakanlah. Dan siapa yang suka satu maka kerjakanlah’(H.R. Abu Daud dan Nasai). Dari Aisyah : ‘Adalah nabi saw. Shalat sebelas rakaat diantara shalat isya’ dan terbit fajar. Beliau memberi salam setiap dua rakaatdan yang penghabisan satu rakaat’ (H.R. Bukhari dan Muslim).

13. Shalat Hari Raya, adalah shalat Idul Fitri pada 1 Syawal dan Idul Adha pada 10 Dzulhijah. Hukumnya sunat Mu’akad (dianjurkan).’Sesungguhnya kami telah memberi engkau (yaa Muhammad) akan kebajikan yang banyak, sebab itu shalatlah engkau dan berqurbanlah karena Tuhanmu ‘ pada Idul Adha – ‘(Q.S. Al Kautsar.1-2)Dari Ibnu Umar ‘Rasulullah, Abu Bakar, Umar pernah melakukan shalat pada dua hari raya sebelum berkhutbah.’(H.R. Jama’ah).

14. Shalat Khusuf, adalah shalat sunat sewaktu terjadi gerhana bulan atau matahari. Minimal dua rakaat. Caranya mengerjakannya :

  1. Shalat dua rakaat dengan 4 kali ruku’ yaitu pada rakaat pertama, setelah ruku’ dan I’tidal membaca fatihah lagi kemudian ruku’ dan I’tidal kembali setelah itu sujud sebagaimana biasa. Begitu pula pada rakaat kedua.
  2. Disunatkan membaca surat yang panjang, sedang membacanya pada waktu gerhana bulan harus nyaring sedangkan pada gerhana matahari sebaliknya.

15. Shalat Istiqa’,adalah shalat sunat yang dikerjakan untuk memohon hujan kepada Allah SWT. 

Itulah macam macam sholat sunnah yang saya ketahui ,pasti banyak yang kurang lengkap penjelasanya . setelah kita tahu ilmunya mari kita amalkan

terimakasih 
Wassalamu'alaikum Wr.Wb

Orang orang yang kekal di "Neraka"

Orang orang yang kekal di "Neraka"

Assalamu `alaikum Wr. Wb.

Orang yang masuk neraka ada berjenis-jenis. Ada yang masuk lalu keluar lagi dan ada juga yang masuk dan tidak keluar-keluar lagi. Yang masuk dan keluar lagi itu ada yang sebentar dan ada yang lama. Namun harus diingat bahwa ukuran sebentar atau lamanya tidak bisa dibandingkan dengan ukuran waktu di dunia ini.


Selain itu juga ada jenis jenis orang yang kekal di neraka yaitu :

“Andaikata berhala-berhala itu tuhan, tentulah mereka tidak masuk neraka. Dan setiap (mereka) akan kekal di dalamnya.” (Qs. Al-Anbiya[21]: 99)

“Sesungguhnya orang-orang yang berdosa kekal di dalam azab neraka jahanam.” (Qs. Az-Zukhruf[43]: 74)

“Dan orang-orang kafir, bagi mereka neraka jahanam. Mereka tidak dibinasakan, sehingga mereka tidak mati dan tidak (pula) diringankan dari azabnya.” (Qs. Fathir[35]: 36)

“Adapun orang-orang yang kafir dan mendustakan ayat-ayat Kami, mereka itu penghuni neraka; mereka kekal di dalamnya.” (Qs. Al-Baqarah[2]: 39)

“Sesungguhnya orang-orang kafir dan mereka mati dalam keadaan kafir, mereka itu mendapat laknat Allah, para malaikat, dan seluruh manusia. Mereka kekal di dalam laknat itu; tidak akan diringankan siksa mereka dan tidak (pula) mereka diberi penangguhan.” (Qs. Al-Baqarah[2]: 161-162)

“Tidakkah mereka (orang-orang munafik) mengetahui bahwa orang yang menentang Allah dan rasul-Nya, maka sesungguhnya neraka Jahanamlah baginya, ia kekal di dalamnya. Itu adalah kehinaan yang besar.” (Qs. At-Taubah[9]: 63)

“Tidaklah pantas orang-orang musyrik itu memakmurkan masjid-masjid Allah, sedang mereka mengakui bahwa mereka sendiri kafir. Itulah orang-orang yang sia-sia pekerjaannya, dan mereka kekal di neraka.” (Qs. At-Taubah[9]: 17)

Karena mereka akan kekal di dalamnya, Allah subhanahu wa ta’ala melukiskan siksaan neraka sebagai siksaan yang abadi, yang tidak akan ada akhirnya dan akan berlangsung selamanya.

“Mereka ingin keluar dari neraka, padahal mereka sekali-kali tidak dapat keluar dari sana, dan mereka beroleh azab yang kekal.” (Qs. Al-Ma’idah[5]: 37)

“Kemudian dikatakan kepada orang-orang yang lalim (musyrik) itu, “Rasakanlah olehmu siksaan yang kekal; kamu tidak diberi balasan melainkan dengan apa yang telah kamu kerjakan.” (Qs. Yunus[10]: 52)

Bukhari meriwayatkan dari Ibn ‘Umar bahwa Rasulullah shalallahu ‘alaihi wassalam bersabda, “Para penghuni surga akan masuk surga, dan para penghuni neraka akan masuk neraka. Kemudian datanglah seseorang sambil berteriak di antara keduanya: Wahai penduduk neraka, tidak ada yang akan mati di antara kalian; Wahai penduduk surga, tidak ada yang akan mati di antara kalian. Kehidupan disini kekal dan abadi.” [1]

Dari Abu Hurairah diriwayatkan bahwa Rasulullah shalallahu ‘alaihi wassalam bersabda, “Akan dikatakan kepada para penduduk surga, ‘Wahai penduduk surga, tidak akan ada kematian,’ dan kepada penduduk neraka, ‘Wahai penduduk neraka, kehidupan disini kekal, tidak akan ada kematian.’” [2]

Perkataan ini diucapkan setelah kematian (maut) disembelih (sehingga tidak ada lagi kematian itu), sebagaimana dinyatakan dalam hadits yang diriwayatkan dari Ibn ‘Umar oleh Bukhari:

Rasulullah shalallahu ‘alaihi wassalam bersabda, “Pada waktu para penghuni surga telah sampai di surga dan para penghuni neraka telah sampai di neraka, kematian akan dibawa ke suatu tempat antara surga dan neraka, lalu disembelih. Kemudian seseorang mengumumkan, ‘Wahai penduduk surga, tidak ada lagi kematian. Wahai penduduk neraka, tidak ada lagi kematian.’ Kegembiraan penduduk surga akan bertambah, dan kesedihan penduduk neraka akan bertambah.” [3]

Muslim meriwayatkan dari Abu Said, yang berkata:

Rasulullah shalallahu ‘alaihi wassalam bersabda, “Kematian akan digiring seperti seekor domba bertanduk, dan disuruh berdiri di antara surga dan neraka. Lalu dikatakan, ‘Wahai penduduk surga, apakah kalian tahu apa ini?’ Dan mereka mengangkat kepala untuk melihatnya, dan berkata, ‘Ya, itu adalah kematian.’ Dan kepada penduduk neraka dikatakan, ‘Wahai penduduk neraka, tahukah kalian apa ini?’ Mereka mengangkat kepala untuk melihatnya, kemudian berkata, ‘Ya, itu adalah kematian.’ Kemudian diberikan perintah untuk menyembelih kematian. Lalu dikatakan, ‘Wahai penduduk surga, kehidupan kalian kekal, tidak ada lagi kematian. Wahai penduduk neraka, kehidupan kalian kekal, tidak ada lagi kematian.’” Kemudian Rasulullah shalallahu ‘alaihi wassalam membacakan firman Allah, “Dan berilah mereka peringatan tentang hari penyesalan, (yaitu) ketika segala perkara telah diputus. Dan mereka dalam kelalaian dan mereka tidak (pula) beriman.” (Qs. Maryam[19]: 39) [4]

Tirmidzi meriwayatkan dari Abu Said al-Khudri bahwa Rasulullah shalallahu ‘alaihi wassalam bersabda, “Ketika hari kiamat sudah datang, kematian akan digiring seperti seekor domba bertanduk, dan akan disuruh berdiri di antara surga dan neraka. Ia akan disembelih dengan disaksikan oleh orang-orang yang menonton. Jika ada yang seolah-olah mati karena kegembiraan, mereka adalah para penghuni surga, dan jika ada yang seolah-olah mati karena kesedihan, mereka adalah penduduk neraka.” Tirmidzi berkata, “Hadits ini hasan-sahih.” [5]

Neraka Tempat Tinggal Orang-orang Kafir dan Musyrik


Karena orang-orang kafir dan musyrik akan kekal di dalam neraka, maka neraka dianggap sebagai tempat tinggal mereka, sebagaimana halnya dengan surga yang menjadi tempat tinggal orang-orang beriman:

“Tempat kembali mereka ialah neraka; dan itulah seburuk-buruknya tempat tinggal orang-orang yang lalim.” (Qs. Ali ‘Imran[3]: 151)

“Mereka itu tempatnya ialah neraka, disebabkan apa yang selalu mereka kerjakan.” (Qs. Yunus[10]: 8)

“Bukankah dalam neraka jahanam itu ada tempat bagi orang-orang yang kafir?” (Qs. Al-Ankabaut[29]: 68)

Neraka adalah tempat yang pantas buat mereka:

“Tempat kamu ialah neraka. Dialah tempat berlindungmu. Dan ia adalah sejahat-jahat tempat kembali.” (Qs. Al-Hadid[57]: 15)

Neraka adalah seburuk-buruk tempat tinggal dan tempat kembali:

“Maka cukuplah (balasannya) neraka jahanam. Dan sungguh neraka jahanam itu tempat tinggal yang seburuk-buruknya.” (Qs. Al-Baqarah[2]: 206)

“Beginilah (keadaan mereka). Dan sesungguhnya bagi orang-orang yang durhaka benar-benar (disediakan) tempat kembali yang buruk, (yaitu) neraka jahanam, yang mereka masuk ke dalamnya. Maka amat buruklah jahanam itu sebagai tempat tinggal.” (Qs. Shad[38]: 55-56)

Orang-orang yang Mengajak Orang Lain ke Neraka


Orang-orang yang mengikuti kepercayaan-kepercayaan dan ideologi yang salah dan bertentangan dengan sunnah Allah  subhanahu wa ta’ala, serta orang-orang yang mengejar tujuan-tujuan yang salah adalah orang-orang yang mengajak orang lain ke neraka:

“Mereka itu mengajak ke neraka...” (Qs. Al-Baqarah[2]: 221)

“Dan kami jadikan mereka pemimpin-pemimpin yang menyeru (manusia) ke neraka dan pada hari kiamat mereka tidak akan ditolong.” (Qs. Al-Qashash[28]: 41)

Salah seorang dari mereka adalah setan:

“Dan apakah mereka (akan mengikuti bapak-bapak mereka) walaupun setan itu menyeru mereka ke dalam siksa api neraka yang menyala-nyala?” (Qs. Luqman[31]: 21)

“Setan itu hanya mengajak golongannya supaya mereka menjadi penghuni neraka yang menyala-nyala.” (Qs. Fathir[35]: 6)

Siapa saja yang mengajak orang lain di dunia ini ke neraka, akan memimpin golongan atau kaum mereka ke neraka di hari kiamat nanti. Contohnya Fir’aun: “Ia berjalan di muka kaumnya di hari kiamat, lalu memasukkan mereka ke dalam neraka.” (Qs. Hud[11]: 98)

Semua pemimpin yang sesat, yang menyeru kaumnya keada kepercayaan mereka yang bertentangan dengan Islam, sebenarnya adalah orang-orang yang mengajak orang lain ke neraka, karena satu-satunya jalan untuk terhindar dari api neraka dan masuk surga adalah jalan yang benar (Islam): “Hai kaumku, bagaimanakah ini, aku menyeru kalian kepada keselamatan, tetapi kalian menyeru aku ke neraka?” (Qs. Al-Mu’min[40]: 41)

Kaumnya mengajak kepada kekafiran dan kemusyrikan, sementara ia sendiri mengajak mereka kepada ajaran tauhid dan agama Allah subhanahu wa ta’ala. Karena kaum kafir mengajak orang ke neraka, Allah subhanahu wa ta’ala melarang lelaki Muslim untuk menikahi perempuan musyrik, sama seperti Allah subhanahu wa ta’ala meelarang perempuan beriman menikah dengan lelaki musyrik:

“Dan janganlah kamu nikahi wanita-wanita musyrik sebelum mereka beriman. Sesungguhnya wanita budak yang beriman lebih baik daripada wanita musyrik walaupun wanita musyrik itu menarik hatimu. Dan janganlah kamu nikahkan lelaki musyrik (dengan wanita-wanita beriman) sebelum lelaki itu beriman. Sesungguhnya budak yang mukmin lebih baik daripada lelaki musyrik walaupun lelaki itu menarik hatimu. Mereka (orang-orang musyrik) mengajak ke neraka, sedangkan Allah mengajak ke surga dan ampunan dengan izin-Nya. Dan Allah menerangkan ayat-ayat-Nya (perintah-perintah-Nya) kepada manusia supaaya mereka mengambil pelajaran.” (Qs. Al-Baqarah[2]: 221)